Senin, 13 Desember 2010

KOMUNIKASI NON VERBAL


(Dari Pengamatan dan Analisis Perilaku Non Verbal di Lingkungan Fisip Atma Jaya Yogyakarta)
            Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan ini. Tanpa adanya komunikasi tidak akan terciptanya hubungan yang berjalan harmonis baik hubungan keluarga, pertemanan, maupun relasi bisnis. Komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk menciptakan mutual understanding antara keduanya. Dalam kehidupan sehari-hari ada dua jenis komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi dengan menggunakan bahasa(sistem kode verbal) baik lisan maupun tulisan sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan verbal (menggambarkan peristiwa diluar bahasa verbal). Kedua jenis komunikasi ini dalam kenyataannya bisa dilakukan bersamaan, tetapi komunikasi non verbal yang lebih sering digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, terlebih pada tingkat kedekatan hubungan tertentu.
            Banyak orang lebih sering menggunakan bahasa non verbal karena bahasa non verbal itu sendiri mempunyai banyak fungsi. Fungsi bahasa non verbal yang pertama sebagai repetisi, yaitu mengulang kembali maksud yang telah disampaikan dengan bahasa verbal, misalnya mengatakan iya lalu menganggukan kepala. Kemudian yang kedua berfungsi untuk Substitusi yang dimaksudkan sebagai pengganti dari lambang-lambang verbal, misalnya saat ditanya untuk  menunjukan sebuah arah, maka hanya menjawab dengan menunjukan arah dengan tangan saja tanpa mengucapkan apa-apa. Yang ketiga berfungsi sebagai kontradiksi yang dimaksudkan untuk menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal, Misalnya saat ingin menyindir orang tetapi nada merendahkan tetapi menggunakan kata verbal yang memuji (tulisanmu bagus sekali àdengan mimik muka yang meremehkan). Yang keempat sebagai Komplemen, yaitu melengkapi dan memperbanyak makna pesan nonverbal, contohnya  saat kita merasakan senang tetapi hanya diungkapkan dengan  senyuman atau tawa. Yang terakhir berfungsi sebagai Aksentuasi yang dimaksudkan untuk menegaskan pesan verbal, misalnya saat menunjukan arah kanan maka tangan ikut menunjuk ke arah kanan untuk mempertegas.
            Dalam komunikasi non verbal ini terdapat macam-macam bentuknya yang dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu :
  1. Pesan kinesik : Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
2.      Pesan proksemik : pesan yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang, yang biasanya dengan menunjukan jarak maka memperlihatkan tingkat kedekatan suatu hubungan
3.      Pesan artifaktual : pesan yang diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik.
4.      Pesan paralinguistik : pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal, satu pesan verbal yang sama akan diartikan berbeda ketika berbeda cara pengucapannya.
5.      Pesan sentuhan dan bau-bauan : pesan  sentuhan yang disampaikan ke kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan, dengan sentuhan yang menggunakan emosi tertentu akan mengungkapkan perasaan seperti kasih sayang, jengkel, dll. Pesan bau-bauan digunakan untuk menyampaikan pesan menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
Komunikasi non verbal memang lebih sering digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dalam bahasa verbal. Seperti juga fenomena yang terjadi di lingkungan FISIP Atma Jaya yang menggunakan komunikasi non verbal untuk berkomunikasi sehari-hari. Setelah diamati banyak sekali komunikasi non verbal yang dilakukan di FISIP baik dosen, mahasiswa, maupun karyawan. Komunikasi non verbal yang dilakukan lingkungan FISIP antara lain :
v  Saat pertengahan atau hampir akhir proses perkuliahan banyak mahasiswa yang sudah tidak berkonsentrasi pada materi kuliah. Banyak yang mengobrol dengan teman, menguap, memainkan rambut, ataupun menulis sesuatu yang tidak ada artinya. Perilaku para mahasiswa itu menunjukan komunikasi non verbal bahwa mereka bosan atau sudah lelah mengikuti perkuliahan.
v  Saat mahasiswa mendapatkan giliran untuk presentasi di depan kelas mereka banyak yang melakukan komunikasi non verbal seperti garuk-garuk kepala padahal tidak gatal, menggoyang-goyangkan kaki, melihat kebawah maupun keatas, atau menggigit-gigit bibir. Perilaku mereka itu menunjukan komunikasi non verbal karena grogi. Mereka melakukan hal itu secara spontanitas dan tidak direncanakan.
v  Komunikasi non verbal proksemik juga ada di lingkungan FISIP. Komunikasi ini terlihat saat mahasiswa berbicara kepada dosen, mereka menjaga jarak karena antara dosen dan mahasiswa terjadi hubungan yang formal. Sedangkan antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya jarak semakin sempit karena kedekatan hubungan mereka. Seperti saat mereka kerja kelompok dan ada yang lelah atau mengantuk maka menyenderkan kepala dibahu temannya. Ada juga yang mereka yang saling berpelukan atau cipika-cipiki saat bertemu karena mungkin mereka jarang bertemu walaupun hubungan mereka hanya pertemanan tetapi sudah dekat dan tidak ada jarak lagi, hal itu dilakukan baik cewek ataupun cowok.
v  Melihat gaya berpakaian warga FISIP pun bermacam-macam baik dosen maupun mahasiswa. Gaya berpakaian ini merepakan komunikasi non verbal untuk pencitraan dirinya. Seperti ada dosen yang bergaya nyentrik dan seletah diatelusuri ternyata kepribadian dosen itu juga nyentrik. Kemudian ada juga dosen yang berpakaian sederhana dan rapi yang menunjukan kepribadian dosen tersebut yang lemah lembut, penyayang, dan keibuan. Lalu ada mahasiswa gaya berpakaiannya fashionable yang menunjukan bahwa orang itu sangat mengikuti mode zaman dan untuk menunjukan eksistensi dirinya.
v  Komunikasi non verbal paralinguistik pun ada di lingkungan FISIP, hal ini dipengaruhi kepribadian ataupun latar belakang budaya setiap orang. Misalnya mengucapkan kalimat pernyataan yang sama jika dikatakan dengan nada tinggi dan tidak maka pemaknaan pernyataan tersebut akan berbeda walaupun yang dimaksudkan itu sama.
Banyak sekali komunikasi non verbal yang dilakukan oleh warga FISIP. Mereka melakukan hal tersebut dengan banyak tujuan. Bisa karena mereka tidak bisa mengungkapkan suatu perasaan dengan menggunakan bahasa verbal, ada juga mereka yang ingin menunjukan ekspresi yang mereka rasakan. Biasanya komunikasi non verbal ini lebih mengena bila dilakukan daripada hanya sekedar menggunakan bahasa verbal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar