Selasa, 21 September 2010

Teori Interaksional


Teori Interaksional
            Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yakni dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tapatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
            Ada beberapa komponen-komponen khusus dari komunikasi interaksional, antara lain komunikator interaksional yang merupakan penggabungan kompleks dari individualisme sosial, yakni seorang individu yang mengembangkan potensi kemanusiawiannya melalui interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan. Sebagai diri sosial, maka penggagambaran yang tepat untuk individualitas komunikator adalah role (peran). Menurut Mead, peran dan diri (yakni diri sosial) adalah identik. Identik yang dimaksudkan disini adalah ketika diri akan berkembang hanya melalui interaksi dengan orang lain. Bisa dikatakan juga, semenjak individu mencari perannya dalam masyarakat dengan berhubungan dengan orang lain berarti ia sedang berada dalam proses pengembangan diri dengan mengambil peran “orang lain “ dan mengamati “diri” sebagai obyek orientasinya. Sebagai pengambil peran, komunikator merupakan aktor dalam dan pengamat pada proses komunikatif. Tugasnya adalah mengamati perilaku diri (sebagai obyek) dan orang lain, dan untuk menyesuaikan perilakunya sesuai dengan itu.
            Komponen lainnya dalam pengambilan peran dari perspektif interaksional adalah orientasi. Nwanko (1973) menerapkan model tindakan komunikatif A-B-X dari Newcomb untuk menggambarkan definisi komunikasi interpersonalnnya. Dalam proses pengambilan peran dan menyelaraskan perilaku, secara jelas komunikator berhubungan dengan objek, mengarahkan perhatiannya kepada objek, dan memformulasikan pengkajian atas objek tersebut. Jika kita menvisualisasikan A dan B nya Newcomb sebagai komunikator setting minimal 2 orang, dalam proses komunikasi dan tindakan kolektif setiap komunikator mengorientasikan dirinya kepada semua orang (dirinya sendiri dan orang lain). Jadi A berorientasi pada A (diri) dan B (orang lain), dan B berorientasi baik kepada A (orang lain) dan B (diri) sendiri. Dengan begitu,orientasi hanyalah menunjukan arah dalam proses pengambilan peran.
            Lambang juga merupakan komponen yang tak kalah penting dalam komunikasi interaksional. Lambang yang diartikan selama lebih dari satu orang dalam situasi yang sama dapat mengambil peran dengan hasil yang sama. Kesamaan dalam pengalaman pengambilan peran yang dijalankan oleh individu-individu yang berbeda mengandung arti adanya sistem sosial yang mempersatukan. Individu-individu itu termasuk dalam sistem sosial tersebut atau mengidentifikasikan diri mereka.
            Daftar Pustaka 
Fisher, B. Aubrey.1990.Teori-Teori Komunikasi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar